Sabtu, 09 Februari 2013

Don't Messed Up With Someone's Name


Terkadang,banyak manusia yang kurang menghargai masalah nama,khususnya orang tua.Gue pernah punya teman yang namanya tuh singkat banget,Lisan,mungkin waktu ngasih nama,orang tuanya mau si Lisan ini jago ngomong,atau seenggaknya jadi wakil rakyat gitu,meskipun gak jelas apa hubungannya.

Masalah nama juga,gue pernah punya pengalaman pahit,semua bermula ketika awal-awal semester satu gue.Waktu itu pas mata kuliah agama pukul 10 pagi,dan sialnya hari itu hari jumat,dimana pas malam harinya ada acara Sexophone,jadi gue telat.Di bayangan gue,seorang guru agama adalah ia yang berwajah tenang,menyejukkan,dengan uban beruraian,jadi gue tinggal nyiapin alasan yang logis,kaya misalkan ;
"maaf pak saya terlambat,semalam saya yasinan semalam suntuk sekalian nonton Sexophone",kalau nggak...
"maaf pak saya terlambat,tadi di jalan banjir setinggi 20 milimeter dan beradius 30 sentimeter (baca : becekan),jadi saya harus putar balik",dan yang lainnya...
"Assalmualaikum pak,maaf saya telat,tadi niatnya saya mau nunggu khutbah jum'at dulu",

Tapi gue gagalkan,karena pas masuk kelas,semua bayangan gue tentang dosen agama berubah drastis,dia ini seorang pria yang keliatannya un-kind dengan yang berani macam-macam dengannya
.Dari mukanya sangar,dan gak menyejukkan sama sekali,badannya aja tegap,di situ gue langsung berpikiran,apa gue salah masuk kelas?? apa ini kelas militer?? Tapi ternyata gue gak salah masuk kelas karena melihat teman-teman gue udah duduk dengan wajah menunduk yang sepertinya akibat oleh depresi berat.

"Assalamualaikum,Maaf pak saya telat",sambil "cari muka" cium tangan sama dia,berharap gue diabsen hari ini.

"Waalaikumsalam,ya duduk." Dingin,hambar,gak biasanya teknik carmuk gue dipatahkan.

Setelah itu gue memutuskan duduk di bangku paling depan,bukan karena gue rajin,tapi emang cuma itu bangku yang tersisa.LCD proyektor dinyalakan,dan gue melihat nama dosen itu dengan terang "Ghazaly",di situ pikiran gue langsung tertuju dengan beberapa kata,ya,dosen gue ternyata orang betawi a.k.a Jakarta,yah jadi mungkin gue bisa sedikit memahami karakteristik beliau,mengingat gue juga terlahir di water-city ini.
Gue langsung ngobrol sebentar sama teman di samping gue,

"eh Yu,nama dosen kita "Ghozaly" ya",

"Gak tahu deh,tapi kayanya iya",

"Haha udeh jelas,betawi tulen dia tuh",cekikikan dengan nada tinggi lima oktaf (gimana caranya?).

"Woi Jie,suara lu kekencengan tuh"

"Yah elah slow,paling diingetin gitu doang sih Yu,gausah khawatir",

Seketika itu juga pak dosen ini langsung bangun dari kursinya dan maju ke whiteboard dengan menuliskan beberapa kata yang tulisannya... "H. Ghazaly Ama La Nora M.Si.S.IP."

"Ini nama saya ya,harap diingat baik-baik beserta gelarnya pula,karena kalau kalian tidak bisa ingat dan salah menuliskan nama saya di ujian,itu sudah menjadi bukti kalian tidak lulus mata kuliah saya,mengerti?!",

"mengerti paaak...", (koor sekelas).

Hanya nama!? itu sih bukan penghambat gue buat gak lulus mata kuliah agama ini,kayaknya bakalan enteng deh,dalam hati,angkuh,sombong,tapi tetap ganteng.

"Dan kamu...",Pak Ghazaly melanjutkan sambil menunjuk ke arah gue.

"Eh..i..iya,saya pak!?",

"Tadi kamu menyebutkan nama saya "Ghozaly kan!?",

"Iya Pak",jawab gue mantap.

"saya orang Bima,bukan betawi,dan nama saya Ghazaly,bukan Gojali,apa-apaan kamu ini,sudah terlambat gak punya sopan santun",

Hah!? Jadi tadi gue salah pengucapan nama dia? alah paling diingetin doang,gak bakal lebih parah dari ini,ya itu pasti.

"Minggu depan,kamu harus mengumpulkan nama saya beserta gelarnya di kertas polio,penuh,kalau tidak mengerjakan ya tidak lulus"

What? Kenapa?..ada apa ini,apa langit sedang mendung,apa celana kolor gue kebalik,ini kesialan pertama gue di hari jumat yang berawan ini,kedua sih,pertama tadi gara-gara gak sengaja nyenggol cewek lewat,terus "monyet"nya langsung marah-marah gak jelas,mungkin dia ingin menunjukkan insting liarnya.Kembali ke permasalahan gue,tapi kayaknya setiap ada gue selalu jadi masalah deh.

Gue langsung melancarkan sebuah protes,

"Pak tapi gak cuma saya aja yang ngomong kok!",karena mendengar temen-temen di belakang gue melakukan hal yang sama.Gue melakukan pembelaan,tau kan pembelaan yang dilakukan beberapa anak kecil yang sedang bermain bola dan memecahkan kaca rumah,langsung berinisiatif melakukan metode self-protection.

"Udah gak usah beralasan,saya tau kok,lagi pula seorang pria yang tidak mau bertanggung jawab,tidak bisa hidup dengan terus melindungi kesalahannya",

Gue terdiam,kalo udah masalah janji,gue gak berkutik.Dan lagi,mungkin ini salah satu alasan gue jomblo,selalu melindungi kesalahan sendiri dan jarang menepati janji,yah,itulah manusia (eluuu Jie!!!) meskipun jauh sih hubungannya.

Tapi tetep,perasaan gue bingung,galau,laper,gimana kalo misalkan nanti gue bener-bener gak lulus mata kuliah ini gara-gara salah nyebutin nama dosennya doang,kan gak lucu juga,kalo misalkan temen-temen gue yang lain beralasan,

"Wah gue gak lulus,nilainya kemarin terlambat ngumpulin nih","Sabar ya,masih ada tahun depan",
Terus misalkan ada lagi,
"Wah sial,kemarin pas ujian gue kesiangan,jadi gak lulus lagi deh tahun ini","Sabar yah,tahun depan jangan begadang makanya",
Nah gue..
"Wah sial,gue gak lulus mata kuliah ini gara-gara salah nyebut nama","Sabar ya,ada waktu setahun buat ngapalin nama dia",

Disitu gue mulai memikirkan cara lain,dan gue putuskan,gue nyerah,ngeblank,malas mikir lama-lama,seharian gue mikirin itu,sampe pas makan gue kepikiran hingga tiga porsi nasi goreng gue habiskan.Ya,gue harus bertanggung jawab atas apa yang telah gue lakukan.

Seminggu kemudian,gue dateng ke Pak Gh(a)zaly dan menyerahkan tugas atau lebih tepatnya hukuman gue kemarin.Dia menerima dan menjadikan gue contoh kepada teman-teman sekelas gue,contoh yang gak baik,sejak saat itu gue memutuskan buat nggak menyukai pelajaran dia,bayangkan,pelajaran agama sendiri,bisa gue benci hanya karena dosennya,tapi mungkin kalian juga pernah di masa sekolah.

Sejak saat itu gue memutuskan,untuk lebih menghargai nama seseorang dan terlebih lagi nama gue sendiri,karena gak mungkin juga gue manggil nama orang kaya gini misalnya,"Hey Solo Javaensis,tolong bantu si Homo Sapiens di sebelah sana ya",bisa-bisa gue di banting-banting bak mangsa Tyceraptor.
Apapun yang kalian lakukan,bertanggung jawablah,apapun itu,kaya misalkan mendzalimi jomblo,berhati-hatilah,doa orang teraniaya itu ampuh,dan jomblo salah satunyaSebagai contoh ketika para jomblo menyatu dan meminta agar malam minggu hujan,maka akan terjadilah hal itu,tapi gak jomblo alay juga sih,kenapa jadi ngebahas jomblo ya,mblo!?

1 komentar: