Senin, 07 Juli 2014

POM: Point Of MC

Menjadi pemilik sebuah acara, atau yang dalam bahasa inggrisnya Master Of Ceremony, dan bahasa kitanya pembawa acara (kan lu udah bilang, Bego!), gak selamanya mudah. Ralat, gak ada mudah-mudahnya sama sekali, terlebih lagi kalo kita emang sama sekali mendadak dan kurang paham sama situasi jalannya acara tersebut, bener gak, host!?

Improvisasi merupakan salah satu skill yang harus dimiliki juga oleh setiap MC. Contoh misalkan ketika kita (sebagai Pembawa acara nih ceritanya), berniat manggil pembicara atau melangkah ke step berikutnya dalam acara, tapi ternyata orang yang seharusnya maju masih belum hadir, mungkin dia belok dulu ke toilet umum terdekat, mungkin juga ban cadangannya bocor (lah terus kenapa!?), jadi dia harus niup dulu sampe penuh, gak tahu juga.



Nah! Disini lah kita dituntut untuk ber-improvisasi. Semacam hidup dan mati gitu bro, soalnya nih ya, banyak audience yang sepertinya dan seharusnya sudah mengetahui dengan jelas tentang urutan acara yang mungkin mereka ketahui dari sebelumnya (apa sih?).

Tapi yang paling ngerepotin itu, kalo kita berniat manggil dan gak tahu nama orang yang mau kita panggil. Belum lagi hal-hal ribet lainnya, mulai dari nyebutin gelar pribadi, maupun gelar tambahan,sukur sukur sih,kalo mereka sendiri yang mau nambahin kata-katanya.

Dan ini, salah satu pengalaman gue nge-MC, tapi ya agak acak-acakan, bukan agak sih, banget.

"Iya,selanjutnya sambutan dari bapak...",

Kurang lebih seperti itulah praktik yang sesungguhnya terjadi di awal-awal bulan Ramadhan kemarin, untungnya gue jago ber-improvisasi, dan dengan sekejap gue menyebutkan nama...

"Bapak Sulhaemi es..",

"Heh heh salah, bukan dia",spontan langsung terdengar teriakan salah satu koordinator acara, yang sedang duduk dan ngobrol dengan indahnya sampai setidaknya gue salah menyebutkan nama tersebut.

Awalnya gue dengan percaya diri menyebutkan nama Sulhaemi, karena beliau kebetulan ketua pelaksana, namun tampaknya digantikan karena beliau berhalangan. Kampret! kenapa gak ada pemberitahuan!? gue merasa harga diri sebagai master tidak dihargai, yaudahlah ikhlaskan saja, mungkin dia memang bukan untukku (loh loh apa urusannya!?)

Itu bukan satu-satunya pengalaman pahit gue sebagai host, pernah juga waktu itu di acara salah satu temen gue, jadi Pembawa Acara, tanpa pemberitahuan apapun, kosong sama sekali, kalo dibuat perandaian, mungkin sama kaya acara yang bintang tamunya gak di kasih script apapun, dan harus bisa menjalankan peran sesuai keadaan, super duper kampret yang ini sih.

Tau kan, bercandaannya anak yang lahir tahun 90an yang biasa disebut dengan "Ciyee.." atau kalo nggak misalkan mereka membutuhkan sebuah korban untuk dipermalukan, salah satu orang yang sama sekali gak bertanggung jawab langsung nyebut nama lo dan ngulangin dengan keras, ngebuat perasaan temen-temen lo yang gak begitu tega buat ngeliat lo panik di depan jadi ilang. Itu yang gue alamin, seenggaknya sampe gue nahan kencing selama dua jam. Dua jam men! Kalo dibawa kuliah itu udah abis dua setengah sks.

Dan biasanya, dari perasaan tegang itu akan disusul dengan perasaan-perasaan negatif lainnya. Mulai dari tegang, mules, mau pipis, sampe keinget mantan. Dari kesemua reaksi kecuali yang terakhir, gue akan berusaha memberikan tips lagi, seperti biasanya. Dan hasilnya? Jangan diragukan lagi, kegagalannya.


  • Tegang
Perasaan yang biasanya muncul tidak lama setelah perasaan gugup ini jelas sangat mengganggu, pas ngajak jalan gebetan tapi gugup terus tegang, bukannya ngajak jalan malah ngajak minta sumbangan misalnya. Jadi saran gue, sebagai orang yang sering tegang, Ehm... perasaannya, bukan yang lain! Dengan mengantisipasinya dengan mencoba bernafas secara teratur. Cara lainnya, adalah dengan memegang benda yang setidaknya bisa kalian gunakan untuk dicengkram kalo perlu yang tajam (Sekali lagi, kalo perlu!). Karena untuk membalikan ketegangan, dibutuhkan perasaan yang lebih kuat darinya. Ya, kesakitan, dengan begitu, kalian akan terbiasa meringis saat berbicara di depan, bagus bukan?! 

  • Perasaan Mau BAB
Hal lain yang gak kalah menyebalkan dari tegang ialah mules. Jangan khawatir, bukan Adjie namanya kalo gak bisa menghasilkan solusi dalam dua detik. Ampuh?! Coba aja dulu, namanya solusi dalam dua detik, kalo gak ampuh ya cari yang lain di detik detik selanjutnya~ Kalo gak salah gue udah pernah ngeshare mengantisipasi mules pada saat penting. "WC Portable!" Jawaban dari segala kemulesan kalian, pastikan selalu  dibawa agar tidak perlu menahan sehingga mengganggu konsentrasi dalam membawakan acara. Call me a Genius!

  • Mau BAK (baca: Pipis)
Solusinya gak jauh beda sama perasaan BAB. Tapi kali ini bukan WC Portable, melainkan... "Functional Urinoir". Jadi cara kerjanya gini, selipkan FU ini di... yaaa.. you know what i mean lah ya. Karena bentuknya yang seperti botol air mineral (padahal emang iya), jadi sepertinya akan menimbulkan "tonjolan" lebih. Untuk mengatasinya, pastikan kalian selalu memakai pakaian orang eskimo yang tebal jaketnya bisa lima sentimeter.  Dan juga tutupi wajah kalian, kalo ini cuma rencana cadangan apabila rencana FU itu gagal tetapi kalian tetap tidak mendapatkan rasa malu yang berlebih.

  • Perasaan Inget Mantan
Gue ralat soal perasaan ini, mungkin emang gak akan keinget pas kalian jadi MC. Tapi kalo ternyata acara pernikahan dari mantan kalian, cara yang ini harus dihadapi hidup dan mati! (mendadak gue berasa jadi Mockingjay). Persiapan yang diperlukan hanya beberapa perlengkapan senjata tajam, dua botol cairan obat nyamuk, dan serpihan kenangan, kalo-kalo kalian gak kuat batin menyaksikan acara sakral mantan kalian itu, disitulah fungsi dari dua botol obat nyamuk. Selamat mencoba!


Biar bagaimanapun, gue sangat menghargai apapun kesalahan yang di lakukan si host, karena jelas aja sih, mana ada pembawa acara yang sengaja berbuat salah untuk membuat namanya menjadi buruk di mata publik, mereka salah kan mungkin karena emang demam panggung, demam berdarah, dan bisa jadi demam demam lainnya.

Dengan beberapa kegagalan gue dalam menjadi MC, gue bisa menyimpulkan, gak ada penampilan yang menawan tanpa persiapan, sekalipun untuk profesional. Jadi manajemen waktu sangat berarti disini, detik saat lo ditentukan sampai lo naik ke panggung, disitulah celah untuk setidaknya mempersiapkan kita menghargai diri sendiri. Siapa lagi yang bakal ngehargain MC kalo bukan diri sendiri?! Mereka bukan talent, kebanyakan penonton tidak datang untuk menyaksikan dan mendengar mereka berbicara, beda halnya sama radio. Tapi keberadaanya vital. So i beg you one more time, hormatin diri lo sendiri dengan cara meminimalisir kemungkinan kegagalan atau ketidakprofesionalan di panggung.

Terakhir, buat kalian semua yang pernah menjadi MC dan atau mungkin berminat untuk menjadikan ngebawain acara orang ini sebagai mata pencaharian.. Ingat! bagi-bagi dong kalo ada job, please, pleaaaseeee (Oke, lu kenapa Jie!?)

0 komentar:

Posting Komentar